KATA PENGANTAR UNTUK BUKU “BERITA AGAMA”
بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Assalamu’alaikum wr.wb
Saudara/i yang islam, Buku BERITA AGAMA ini membawa khabar yang sangat besar berisi tentang Amalan Rasullulah SAW yakni Amalan Tauhid, yang merupakan suatu “perbuatan” meng-Esa-kan Zat Allah SWT dalam perbuatan shalat seperti dikutip dalam surat Al Ikhlas ayat 1 “Katakanlah ya Muhammad Tuhan itu Esa (Esa Zat, Esa Sifat, Esa Asma’ dan Esa Af’al-Nya)”.
Untuk sampai pada perbuatan mengesakan zat tuhan kita inilah, diperlukan satu keilmuan yang bersumber dari Al Quran dan Hadist melalui keterangan ulama yang mendapat Petunjuk dari Allah SWT.
Alhamdulillah, diatas limpahan Rahmat dan Kasih sayang-Nya jualah kini telah sampai pada kita semua, ilmu yang sebenarnya berupa Amalan Tauhid, yang mengikut Hakikat Nabi dan Rasul yang akan menunjukkan kepada kita, pengetahuan sholat yang sah dan benar baik zahir maupun batin.
Mengutip dari ayat Al-Quran Surat Ta-Ha ayat 14 yg artinya “… Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku”. Merupakan satu peringatan bagi kita umat islam agar dalam masa penyembahan betul-betul hanya ingat pada Zat Tuhan kita semata-mata. Maka jelas bagi kita bahwa tanpa adanya ilmu tauhid yg sampai pada amalan tauhid mustahil kita bisa menepati perintah sesuai firman Allah diatas.
Sebagai renungan terakhir disini kami juga mengutip satu ayat Al Quran dalam surat Al-Ma’un ayat 4-5 yang artinya “Neraka Wail bagi orang yang shalat yaitu mereka yang lalai dalam shalatnya”.
Kata “lalai” dalam ayat ini bukan hanya sekedar melalaikan waktu shalat saja tapi lebih pada lalai hati dan pikiran dalam mengingat-Nya ketika shalat. Maka hendaklah ini ayat jadi satu pemikiran bagi kita semua tentang bahaya nya amalan shalat yg kita buat tanpa adanya satu keilmuan yg sah dan benar yang bisa menjamin kita terlepas dari perbuatan lalai yg merupakan bentuk nyata dari perbuatan menyekutukan Allah SWT.
Ini ilmu Khas, ilmu hakikat Nabi dan Rasul berpandukan pada Al Quran dan Hadist, yang disampaikan melalui saluran didalam diri Almarhum Ustadz Muhammad Hasan bin Muhammad Jonit yang sekarang diteruskan kepada murid beliau penerus perjuangan agama Almarhum Sheikh Muhammad Rahman As Sufi Al Abror bin Kamari.
Sekarang mungkin yang menjadi keraguan bagi kita, adakah mungkin masih ada manusia biasa yang diberi petunjuk oleh Allah sampai saat ini? Berikut ulasan tentang ilham dan orang-orang yang mendapatkannya yang termaktub dalam Al Quran dan Hadist.
Ilham menurut istilah adalah sesuatu yang disampaikan oleh Allah SWT kepada jiwa yang bersih, sesuatu yang tak hanya diberi kepada orang-orang terdahulu dizaman nabi saja tetapi hingga saat ini ilham berupa petunjuk akan tetap di beri kepada siapa saja yang memenuhi syarat dan kriteria sebagaimana difirmankan dalam Al Quran Surat Asy-Syura ayat 51:
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ
“Tidak mungkin bagi seorang manusia untuk diajak berbicara langsung oleh Allah, kecuali dengan (perantaraan) wahyu, dari belakang tabir, atau dengan mengirim utusan (malaikat) lalu mewahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (Quran Surat Asy-Syura ayat 51)
Dan Surat Asy Syams ayat 8-10:
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ
“Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya”
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ
“Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)”
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ
“Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya”
Petunjuk suara ilham ini diberi menerusi nyawa (jiwa/roh) yang bersih, inilah petunjuk yang Allah Ta’ala janjikan akan diberiNya. Hak yang bersih atau suci adalah berasal dari Allah Ta’ala yang diutus atau diamanahkan kepada manusia, inilah perantaranya. Petunjuk yang datang dari dalam diri bukan luar diri.
Adapun orang-orang dari zaman dahulu yang diceritakan dalam Al Quran dan Hadist yang mendapat ilham adalah:
- Ibu Nabi Musa (Surat Al Qasas ayat 7)
- Umat Nabi Isa yang setia (Surat Al Maidah ayat 111)
- Umar bin Khattab, sebagaimana dalam hadist nabi:
قَدْ كَانَ يَكُونُ فِي الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ مُحَدَّثُونَ فَإِنْ يَكُنْ فِي أُمَّتِي مِنْهُمْ أَحَدٌ فَإِنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ مِنْهُمْ قَالَ ابْنُ وَهْبٍ تَفْسِيرُ مُحَدَّثُونَ مُلْهَمُونَ
“Sesungguhnya telah ada pada umat-umat sebelummu muhaddatsun, dan kalau ada pada umatku seorang darinya, maka Umar bin Al Khattab adalah orangnya”. Ibnu Wahb berkata: makna muhaddatsun adalah mulhamun (orang yang mendapatkan ilham). [HR.Muslim]
Berikut perbedaan antara wahyu dan ilham:
- Wahyu datang melalui atau dengan perantaraan malaikat Jibril, sedangkan ilham datang melalui penghunjaman langsung oleh Allah kepada yang dikehendaki-Nya.
- Wahyu hanya diterima para nabi atau rasul, sedangkan ilham dapat diterima oleh siapa saja yang dikehendaki Allah, baik sewaktu pintu kenabian masih terbuka maupun setelah tertutup.
- Pintu wahyu telah tertutup sejak berakhirnya tugas kenabian yaitu setelah Nabi Muhammad SAW diutus, sehingga wahyu dikenal oleh kalangan ‘Ulumul Quran dengan istilah tertutup rapat pintunya. Sedangkan pintu ilham selalu terbuka selagi ada manusia dan berlaku sepanjang masa, sehingga ilham terkenal di kalangan ulama ‘Ulumul Quran dengan istilah selalu terbuka pintunya.
Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan Hadist diatas, jelas bagi kita bahwasanya kedudukan Ilham itu memang benar adanya dalam agama islam sampai saat ini. Inilah ilham yang diterima oleh Almarhum guru kami Ilham Roh Mutmainnah yang tetap bersandikan Al-Quran dan Hadist Kitabullah Kitabal Akbar.
Catatan:
Karena buku berita agama ini ditulis dalam Bahasa Melayu, maka sekiranya tidak mengerti jangan ragu untuk menanyakan kepada kami, karena perkataan ilham didalamnya hanya dapat difahamkan oleh orang yang menerima langsung yaitu Almarhum Ustadz Muhammad Hasan bin Muhammad Jonit dan orang-orang tekun dan bersungguh-sungguh yang belajar dengan beliau saja.
Ini bukanlah perkataan olok-olok atau boleh dibuat main-main dan janganlah kita tuduh menuduh didalam perkara agama.
Perlu diketahui oleh semua pihak bahwasannya Yayasan Madrasah Faiz Al Baqaroh telah memiliki legalitas yaitu sebagai berikut:
- Akta Pendirian No.02 Tanggal 12 Juni 2019, yang dibuat oleh Notaris Jumala S.H. M.Kn berkedudukan di Kota Batam Kepulauan Riau yang terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia No. AHU.0010725. AH.01.12.Tahun 2019 Tanggal 12 Juni 2019.
- Izin Majelis Taklim Kemenag Kotamadya Batam dengan Nomor Pendaftaran 061/MT-BTM/II/2016
- Izin Majelis Taklim Kemenag Kabupaten Sidoarjo dengan Nomor Pendaftaran NS.431235150270.
- Riwayat kunjungan bidang Penyuluhan Aqidah Kemenag Kota Batam, Sekjen MUI Kota Batam dan BAKESBANGPOL Kota Batam yang menyatakan tidak ada penyimpangan Aqidah yang diajarkan Yayasan Madrasah Faiz Al Baqarah (lihat dokumentasinya di website kami www.madrasahfaizalbaqarah.org)
Himbauan:
Barang siapa yang dengan sengaja melakukan tuduhan, fitnah, atau mempengaruhi opini masyarakat terhadap Yayasan Madrasah Faiz Al Baqaroh mengajarkan ajaran yang menyimpang dari Aqidah Agama Islam, maka dengan ini kami himbau untuk melakukan tabayyun terlebih dahulu kepada kami. Bahwa manakala dikemudian hari terjadi perbuatan tuduh menuduh, fitnah dan atau sejenisnya maka kami tidak akan segan untuk melakukan upaya hukum / penuntutan didepan hukum baik secara Pidana maupun Perdata atau sesuai hukum yang berlaku di Negara Indonesia.