Beranda Dakwah Berdakwah Ke Pulau Karas, Kampungnya Pak Latif di Kepulauan Riau

Berdakwah Ke Pulau Karas, Kampungnya Pak Latif di Kepulauan Riau

1514
8
Kegiatan Perjalanan Dakwah di Pulau Karas, Batam, Kepri 8 Agustus 2020

Sabtu 8 Agustus 2020, berangkat dari posko bersama dari perumahan Tiban Koperasi sekitar pukul 06.37 pagi menuju pelabuhan Sembulang dengan 2 mobil, total yang berangkat ada 8 orang dengan masing-masing tiap mobil dibantu oleh 2 orang ikhwan kita yang bersedia meluangkan waktu untuk antar jemput kami sambil ambil bahagian didalam perkara agama yang mulia ini.

Melewati jalan Jembatan Barelang yang merupakan ikon terkenal kota Batam menempuh waktu lebih kurang 1 jam dengan jarak tempuh hampir 60km. Sampai dipelabuhan terlihat masyarakat sudah mulai sibuk dengan aktivitasnya yang hendak berangkat kepulau seberang, setelah kami selesaikan hajat didalam pelabuhan, selama hitungan menit saja lalu kami langsung bergerak menuju kapal dengan memakai 2 mesin berukuran sedang untuk15 org penumpang, sempat sebelum masuk kapal hendak menuju ke pulau Karas kita ambil foto sejenak sebagai kenangan pengalaman pertama menjelajah dalam negri bersama 8 orang pemuda yang berani berjuang.

Lambaian tangan dan doa kepada kawan-kawan yang ditinggal berharap suatu saat dapat bersama-sama dalam membantu agama Allah SWT sampai menyampaikan didalam perkara yang Haq, walau pun ditengah suasana Pandemi. Pelahan-lahan kapal mulai berlayar, meskipun cuaca terasa bagus, tapi dapat dirasakan kuatnya angin menjadikan ombak terasa kuat seakan akan hendak pecahkan lambung kapal yang terlihat sudah lama dipakai masyarakat dalam membantu menjembatani dua pulau ini.

Ya Allah, Ya Rasulullah, Ya Nabi Muhammad selamatkan perjalan kami..

Jam ditangan terlihat pukul 09.00 WIB lebih sedikit, kapal mulai turunkan satu persatu penumpang ke pulau tujuan. Setelah kita bayar ongkos seharga 30 ribu rupiah saja perorang. Disini dapat lah kesan pertama kali yaitu udara dipulau ini masih segar dan bersih jauh dari namanya polusi udara sebab memang hampir lebih kurang 1000 KK di seluruh penduduk pulau ini adalah berprofesi sebagai nelayan saja tetapi semua beragama islam, Alhamdulillah.. Ditepi pelabuhan masih nampak jelas sebelah kanan pulau Bintan yakni kota Tanjung Pinang dan depannya adalah pulau Batam. Sambil membagikan beberapa buku Berita Agama.

Langsung saja 3 kendaraan roda dua kami sewa untuk membantu kami kerumah yang dituju yakni keluarga yang masih disegani yaitu keluarga pak Yakub (68 th) yang asli lahir disini (orang tua dari Pak Latif) terus menuju arah kanan pelabuhan yang terlihat memanjang.

Sekitar hampir 20 menit saja sudah sampai nampak senyum beberapa wajah orang tempatan siap menunggu kedatangan kami yg sdh dinanti hampir 1 bulan. Setelah bersalaman Kami dipersilahkan masuk dan duduk dirumah yang sangat sederhana dan disini mulai lah kami perkenalkan diri dan sampaikan maksud kedatangan kami. Alhamdulillah sambutan dari mereka begitu hangat dengan hidangan yg sederhana namun tetap terasa nikmat.

Sesi paling penting dimulai dari rumah milik keluarga Kakak Pak Latif yg terletak bersebelahan saja dengan rumah orang tuanya yang lebih luas .

Majelis muzakarah agama dibuka, dan mengalir dan disambut antusias oleh mereka yg menerima dan mau melanjutkan kesesi berikutnya, setelah ditutup dengan perbincangan ringan dengan penuh keakraban dalam hati masing-masing kami bergumam serasa pulang dan berjumpa ibu dan bapak sendiri, yang sudah sekian lama tak bertemu.

Kemudian kami makan siang dengan menu ikan asli daerah yang masih fresh dicampur dengan sayur daun melinjo dan cabe hijau yang langsung ditumbuk oleh Ibu Pak Latif. Tak terasa waktu sudah menunjukkan menjelang zuhur, kami langsung saja diantar ke mesjid yang berlokasi tak jauh dibelakang rumah dengan berjalan melewati rumah-rumah penduduk setempat, sambutan hangat juga kami rasakan dari Pak RT dan Pak RW yang sama-sama sholat zhuhur dengan beberapa orang anak muda disana termasuk pak Imamnya (27th) yang berasal dari Jawa tengah.

Selesai sembahyang kita sempatkan juga sampai menyampaikan serta membagikan beberapa buku hijau Berita Agama sekaligus didalamnya berisi kan tentang perobatan untuk Covid-19 yang kami terima dari Alam Roh Nabi Muhammad.. Alhamdulillah. Sesi ini pun berjalan cukup baik, terasa lega dan begitu senang karena apa yg kami sampaikan dapat diterima dengan baik di Pulau Karas ini.

Kemudian kami kembali kerumah semula dan melanjutkan perbincangan dan sesekali menjawab beberapa pertanyaan mereka didalam perkara agama hingga beberapa puluh menit saja.. mengingat waktu juga kita pun berpamitan dengan semua keluarga disana.

Sempat ada satu perkataan yang disampaikan oleh kelurga besar pak latif bahwa mereka betul-betul mau dengan ini ilmu dan bertanya kapan kami bisa datang lagi, pesan ini kami akan bawa dan sampaikan pada Penerus Perjuangan Agama Bapak Rahman bin Kamari.

Diiringi lambaian tangan dan senyum perpisahan kami pun bergerak meninggalkan mereka terus menuju satu mesjid dekat pelabuhan. Disana kita shalat ashar berjamaah dan selepas itu kita sampaikan juga Berita Agama pada imam masjid dan masyarakat yang ikut shalat bersama waktu itu.

Sambutan dari mereka pun tak kalah hangat nya, meskipun ada satu jamaah yg bertanya tentang Nur Muhammad, tapi karna waktu jualah kami tak bisa jelaskan panjang lebar, tapi kami titip kan beberapa buku berita agama, kartu nama dan profil madrasah yg bisa satu waktu mereka hubungi untuk keterangan lebih lanjut.

Pancung yang sudah dicarter seharga 500 ribu sudah menunggu langsung bergerak tinggalkan pelabuhan seiiring pecahnya kegembiraan hati didalamnya karena hendak balik mau pulang berjumpa keluarga yang tengah menunggu kabar gembira setelah seharian berjuang didalam perkara agama.

Pukul 17.15 kapal sampai dipelabuhan Sembulang. Disana kami sudah ditunggu oleh ikhwan yang menjemput kedatangan kami dari Pulau Karas, mengingat waktu magrib yang sudah dekat kita langsung berangkat menuju ke rumah. Azan magrib pun mengharuskan kita berhenti sejenak unt memenuhi panggilanNya, kita berhenti di sebuah rumah makan di Batu Aji yang menyediakan mushalla untuk yang mau sembahyang. Sambung sesi makan malam dan perbincangan hangat saling berbagi pengalaman pertama menjelajah dipulau karas. Penat tapi terasa begitu puas, itu yg sama sama kami rasakan.

Semoga Allah dan Rasulnya dapat ijinkan langkah kaki kami kembali kesana.
AMIN YA ROBBAL ‘ALAMIN

Madrasah Faiz Al Baqarah – Kegiatan perjalanan dakwah di Pulau Karas, Batam, Kepri pada tanggal 8 Agustus 2020.

8 KOMENTAR